Subscribe:

Footer Widget 1

Texts

Pages

Blogger Tricks

Recent Post

Slider(Do not Edit Here!)

Navigation (Do not Edit Here!)

Monday, August 23, 2010

Geliat Perkembangan Ekonomi Islam Dikalangan Mahasiswa

Diterbitkan di Koran Padang Ekspress, Juli 2010

Ketika kita kembali menengok permasalahan masyarakat Indonesia saat ini, yang terbayang dalam pikiran kita adalah pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan di masyarakat yang terus meningkat. Masyarakat kecil semakin terasa semakin berat melanjutkan hidup di saat harga-harga kebutuhan pokok mereka jauh melambung tinggi sementara penghasilan mereka semakin tidak pasti. Sepertinya kita tidak bisa lagi membayangkan istilah kesejahteraan dan keadilan di masyarakat seperti yang dicita-citakan bangsa Indonesia, hadir di depan kita. Sangatlah jauh yang terjadi. Bagaimana mahasiswa kita melihat keadaan ini semua?

Keadaan ekonomi masyarakat yang semakin memprihatinkan ini, sedikit demi sedikit telah mulai ditemukan akar permasalahannya. Sekarang ini telah banyak bukti nyata yang semakin meyakinkan bahwa sistem ekonomi yang lama bersemayam dalam keseharian kita ternyata bukanlah sistem ekonomi yang tepat. Bukanlah sistem ekonomi yang adil seperti yang didambakan. Kesenjangan yang terjadi, kemiskinan yang menjadi-jadi, dan masalah-masalah ekonomi lainnya yang mendera masyarakat kita semuanya berawal dari penerapan sistem yang salah tersebut. Sistem yang kata orang adalah sistem ”tanpa nilai” ini, kini mulai menunjukkan kebobrokannya. Dan pertanyaan yang terus menggelayuti pikiran kita saat ini, ” Lalu ekonomi apa yang paling tepat?”

Ekonomi Islam, adalah jawaban dari semua permasalahan ini. Begitulah keyakinan yang hadir di tengah-tengah kebingungan masyarakat saat ini dalam menemukan sistem ekonomi apa yang tepat diterapkan. Ekonomi Islam dengan nilai-nilai yang mendasarinya, merupakan ekonomi yang paling dekat dengan keseimbangan dan keadilan. Dengan nilai-nilai yang ada di dalam Ekonomi Islam, secara rasional kita semakin yakin bahwa kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh seperti yang didambakan akan tercapai. Namun permasalahannya sekarang, apakah Ekonomi Islam yang kita kenal sekarang sudah benar-benar menunjukkan nilai-nilainya? Apakah aplikasinya bagi kesejahteraan sudah dengan tepat bisa kita terjemahkan di masyarakat?

Ekonomi Islam yang kita kenal sekarang, belumnya menunjukkan ekonomi yang solutif dan ideal. Karena itulah Ekonomi Islam perlu terus dikembangkan untuk menjawab setiap permasalahan yang ada. Pertanyaan selanjutnya, siapa yang harus mengembangkannya? Apa yang bisa diperankan oleh mahasiswa?

Banyak pihak saat ini telah mencoba mengembangkannya. Usaha pun dilakukan semua elemen masyarakat, mulai dari swasta sampai pemerintah. Namun yang terpenting dalam pengembangannya, Ekonomi Islam tidak bisa dilepaskan dari peran seorang mahasiswa sebagai agen perubahan yang netral dan tidak membawa kepentingan tertentu. Dibutuhkan sosok mahasiswa yang kritis dan peduli dengan keberadaan Ekonomi Islam dan mau untuk mengembangkannya.

Mahasiswa sebagai intelektual muda bangsa, besar kontribusinya dengan pengkajian yang lebih masif dan komprehensif tentang keilmu anEkonomi Islam. Dan satu lagi peran yang terlupakan dari seorang mahasiswa dan selama ini dinomor duakan adalah, pengembangan keilmuan Ekonomi Islam melaui penelitian-penelitian yang bisa terus mereka lakukan untuk pengujian dan pembuktian bagaimana aplikasi yang paling tepat untuk masyarakat.

Geliat perkembangan ekonomi Islam dikalangan mahasiswa sudah terlihar dari sebelum tahun 2000 dimana terdapat kajian-kajian ekonomi Islam seperti di Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, dan beberapa universitas-universitas lainnya di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa muslim yang concern terhadap ekonomi Islam sudah dapat menunjukkan eksistensinya dalamm perkembangan ekonomi Islam di Indonesia.

Pada bulan Januari tahun 2000 yang diprakarsai oleh Universitas Diponegoro melakukan inisitif untuk mengundang UI, Unpad, UGM, Unibraw, UNS dan Unair untuk membicarakan jaringan bersama kajian ekonomi islam. Pertemuan pertama di lakukan di Semarang yang dihadiri oleh enam perguruan tinggi ternama di Indonesia (Undip, UI, Unibraw, Unpad, UNS, UGM) menyepakati diperlukannya suatu wadah bersama dalam pergerakan ekonomi Islam di tingkat mahasiswa di Indonesia.

Untuk mem-follow up pertemuan pertama maka di adakan pertemuan kedua di Universirtas Indonesia, pertemuan ini dihadiri oleh lima perguruan tinggi. Pada pertemuan kedua ini di Jakarta menghasilkan bentuk dan mekanisme wadah organisasi yang akan dibentuk.

Pada tanggal 11-13 Mei 2000 diadakan Kongres Kelompok Studi Ekonomi Islam (KoKaSEI) pertama di Universitas Diponegoro – Semarang, bertempat di Balai Latihan Koperasi (BALATKOP Semarang. Pertemuan ini dihadiri 70 universitas yang ada di Indonesia, dan berdasarkan aspirasi peserta nama KoKaSEI diganti menjadi Munas KSEI (Musyawarah Nasional Kelompok Studi Ekonomi Islam). Hasil Munas KSEI menghasilkan kepakatan dan dideklarasikannya wadah bersama bernama FoSSEI (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) pada tanggal 13 Mei 2000, dan juga dihasilkan badan pekerja untuk menyelenggarakan Munas I FoSSEI. Maka, Munas I FoSSEI pada bulan April 2001 diselenggarakan oleh IAIN Syarif Hidayatullah di Ragunan Jakarta, dihadiri oleh + 40 perguruan tinggi di Indonesia. Pada Munas I ini telah Terpilih 5 orang Presidium yang bertugas untuk menjalankan rekomendasi MUNAS.

FoSSEI ditetapkan sebagai wadah silaturrahim dan kajian ilmu-ilmu ekonomi Islam dalam tataran teoritis dan praktis yang berperan aktif dalam melakukan sosialisasi kegiatan pengembangan wacana ekonomi Islam di tingkat nasional dan mengkonsolidasikan serta mensinergiskan kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing lembaga kemahasiswaan studi ekonomi Islam sehingga terjalin sebuah gerak perjuangan yang integral dalam membumikan ajaran agama Islam di bidang ekonomi Visi, Pada tahun 2030 FoSSEI menjadi organisasi pergerakan mahasiswa dalam bidang ekonomi Islam yang unggul kompeten, professional, dan kontributif di dunia. Misi, 1. Membumikan ekonomi Islam. 2. Memberdayakan dan mengembangkan sistem ekonomi Islam dalam tataran keilmuan dan aplikasi. 3. Menjalin ukhuwah Islamiyah antara kelompok-kelompok studi ekonomi Islam dan lembaga sejenis dengan berusaha membangun budaya Islamiyah, ilmiah dan professional Karakteristik, FoSSEI memiliki 3 karakteristik pergerakan yaitu: dakwah, ukhuwah dan ilmiah dengan slogan Merajut ukhuwah dalam dakwah bernuansa ilmiah. FoSSEI bertujuan, 1. Tercapainya komunikasi yang efektif antar mahasiswa yang peduli dalam pengembangan dan pengkajian ekonomi Islam. 2. Terwujudkannya wahana aktualisasi diri secara kolektif sebagai wujud peranan mahasiswa dalam pengembangan wacana ekonomi Islam dalam tataran teoritis dan aplikasi. FoSSEI berfungsi : 1. Sebagai wadah komunikasi dan silaturahim mahasiswa studi ekonomi Islam. 2. Sebagai wahana pengabdian kepada agama, bangsa dan Negara.

Di Sumatera Barat sendiri, geliat perkembangan di kalangan mahasiswa sudah sejak lama berjalan. Ada beberapa Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) seperti KSEI IAIN Imam Bonjol Padang, KSEI UNP, KSEI UNAND, KSEI UBH & KSEI STAIN Batusangkar. Ini semua tergabung dalam FoSSEI Komisariat Sumatera Barat. Dukungan dari berbagai pihak kita dapatkan dari Bank Indonesia, MES SUMBAR, Perguruan Tinggi, Pemprov & pihak –pihak terkait dalam perkembangan ekonomi islam di Sumatera Barat. Agenda terakhir kita lakukan melaksanakan Kampanye Nasional Ekonomi Islam dengan tema “Indonesia Bisa Tanpa Bunga”, yang didukung penuh oleh Bank Indonesia, dalam bentuk Long March dari Depan Kantor Gubernur SUMBAR menuju Bank Indonesia & Orasi Terbuka oleh Pimpinan Bank Indonesia & FoSSEI Sumatera Barat di depan Kantor Bank Indonesia Padang.

Pada 22 – 24 Juli 2010 ini, Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam melalui Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Islamic Economy Studies Institute (IcoSt) FE Universitas Sriwijaya (UNSRI) berencana mengadakan “Islamic Economi Forum Summit 2010”, acara ini juga didukung oleh Masyarakat Ekonomi Syaria (MES), Ikatan Ahli Ekonomi Islam dan Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) Bank Indonesia.
Acara ini merupakan perhelatan ekpresi intelektual ratusan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) dari seluruh universitas/pendidikan tinggi di Indonesia, praktisi, dosen, peneliti serta perwakilan negara ASEAN. Acara yang didesain sebagai pertemuan ilmiah dalam koridor silaturahim dengan maksud diantaranya untuk menawarkan wacana, media diskusi, media kajian, media pembangunan pengetahuan (building knowledge), media berbagi pengalaman (sharing information and experiences) di bidang ekonomi islam.

Rangkaian acaranya, Forum Riset Perbankan Dan Keuangan Syariah oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Konferensi Internasional Ekonomi Islam bersama Ir. Adiwarman A Karim (Presiden Karim Business Consulting), Tn. Abdul Ghaffar Bin Ismail (Peneliti EKONIS UKM, Malaysia), Drs. Agustianto, M.Ag (Sekretaris Jendral IAEI), TABLIGH AKBAR EKONOMI ISLAM (Damai Indonesiaku) bersama Muhammad Yusuf Mansyur & Muhammad Syakir Sula, Musyawarah Nasional Fossei merupakan kegiatan tahunan Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) yang bertujuan untuk mengamandemen AD/ART, pemilihan Presidium Nasional serta kebijakan-kebijakan internal FoSSEI. Peserta kegiatan adalah Kelompok Studi Ekonom Islam seluruh Indonesia.

Semoga komitmen & semangat mahasiswa Indonesia dalam pengkajian & perkembangan ekonomi syariah di Indonesia menjadi bagian batu bata dalam bangunan ekonomi islam seutuhnya. Indonesia Sejahtera Tanpa Riba.



Delegasi FoSSEI Sumbagteng dalam ASEAN – INDONESIA ISLAMIC ECONOMIC SUMMIT & MUNAS IX FOSSEI DI UNSRI PALEMBANG dari FoSSEI Sumbagteng. Sekretaris FoSSEI SUMBAGTENG. Mahasiswa FE UNP 2007

No comments:

Post a Comment